Selasa, 29 Januari 2013

Prompt #1: G-String Merah


Dion menekan bel di apartemen nomor 212 itu dengan malas, satu kali, dua kali, bel berdentang dan belum ada jawaban dari si empunya kamar. Dion mengambil telepon genggam dari saku celananya, mencari nama Rio dan melakukan panggilan.
Masih saja tidak terjawab.
Tiba-tiba telepon genggamnya bergetar, ada notifikasi whatsap yang masuk.
“Lu dimana?”
“Didepan apartemen lu”
“Oh ok. Elu langsung masuk kamar aja dulu ya. Gw masih mandi nih”
Mehhh… Dion nyengir. Jaman sekarang. Mandi, hape juga dibawa. Watsapan sambil mandi. Dion terkekeh sendiri. Dia menuju kamar nomor dua di deretan kanan. Dibukanya pintu yang memang tak pernah terkunci, lalu masuk.
Kamar itu tak terlalu luas. Dipenuhi dengan barang-barang praktis. Dion menggelesot di lantai bersandarkan tempat tidur. Tapi tiba-tiba matanya tertarik pada sesuatu yang berwarna merah yang sedikit menyembul keluar dari bawah bantal. Penasaran, karena hampir tak ada baju setahu Dion yang berwarna merah di kamar ini, ditariknya benda berwarna merah itu.
Dion terkesiap. G-String? G-String warna merah?

“Sorry ya kelamaan gue mandinya?” Rio keluar dari kamar mandi sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang masih setengah basah.

“Nggak kok .. nggak heran maksutnya” seloroh Dion seraya mengambil salah satu majalah yang tercecer di lantai. Lalu pura-pura membacanya, menyembunyikan rasa kaget dan penasaran yang campur aduk jadi satu dengan wajah Sita, calon istri Rio di pikirannya. Rasanya ingin diraihnya vacum cleaner di pojok kamar untuk menyedot semua pikiran yang rusuh saling bergantian minta diperhatikan.
“Duh ... kamar gue berantakan banget, ntar aja deh gue bersihin habis kita pergi”
Tak berapa lama, Dion dan Rio berlalu keluar, menuju ke suatu tempat yang memang sudah mereka rencanakan jauh-jauh hari, mengantarkan Rio bertemu dengan Sita dan beberapa orang dari wedding organizer.
“Dion ... boleh minta tolong nggak?” Rio menghampirinya dengan membawa tablet yang disodorkan serta merta kepadanya.
 “Tolong kirim email ini ke klien gue ya, penting banget nih, Sita bisa ngamuk kalo gue sambi kerja”
“Oh oke deh”
“Ini udah gue tulis alamatnya, tinggal nunggu attachment selesai trus klik send deh, okey? Thanks ya bro”
“Sipp “
Mungkin hari ini adalah hari penuh kejutan, karena Dion lagi-lagi menemukan Rio dalam sosok yang lain, Rio yang ternyata seorang perempuan yang terjebak dalam tubuh lelaki berperangai halus, Rio yang jatuh cinta dengan Angga, Rio yang merasa harus menikah dengan Sita demi menjaga perasaan ibunya. Rio yang seminggu sekali pergi ke klub dengan dandanan ala perempuan. Rio yang menulis semua perasaannya di sebuah folder berlambang tanda kunci. Kunci yang seharusnya tidak boleh dibuka dan dibaca oleh Dion, tapi malah membuat rasa penasarannya semakin membuncah. Rio yang membuat Dion tidak lagi menebak-nebak siapa pemilik G string warna merah.
Dion menghempaskan tubuhnya ke sofa di ruang tamu rumahnya, memejamkan matanya rapat-rapat kemudian menghembuskan nafasnya kuat-kuat.
“Hallo .. Dion?”
“Ya Ta? Ada apa?”
“Minggu depan kita jadi ketemuan kan? aku kangen sekali sama kamu”
“Tentu ... nanti aku jemput di tempat biasa ya”
Dion menutup telepon dari Sita, mengambil handuk, dan berlalu ke kamar mandi. Semua sudah terlalu rumit, tidak hanya untuknya tapi juga untuk Rio dan Sita. Dan Dion hanya bisa menunggu sampai semua ini terkuak dan meledak ...
***
nb : Dibuat dengan pikiran yang campur aduk, ingatan yang berkelebatan antara G String, Wiro Sableng bahkan mendadak teringat mantan temen kost di Jakarta yang ternyata klepto sama daleman warna merah :|
ini semua berkat @RedCarra yang semalam mention di twitter :) wanna join?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar