Aku
duduk di kursi kerjaku dengan perasaan tak tenang. Rasanya ingin kutiup amplop
yang melayang-layang di layar komputerku agar segera selesai berpindah dari gambar
kotak kuning yang satu ke kotak lainnya. Memindahkan data sebesar 1,5 giga dari
komputer ke alat penyimpan data milik pak bos ini terasa lama dan menyiksa.
Pikiranku
masih tertinggal di ruang rapat, yang dipenuhi insinyur-insinyur muda berwajah
segar dan penuh semangat. Ada sesuatu
yang menahanku disana, menyita semua perhatian dan konsentrasiku. Pesonanya
sungguh-sungguh menjeratku dan mungkin juga peserta rapat lainnya. Aku takut,
jika aku terlalu lama di sini, di meja kerjaku ini dan meninggalkan tempat
dudukku di ruang rapat, aku akan kehilangan dia. Perasaanku berkata, terlalu banyak
oknum yang menginginkan kehadirannya.
Aku
masih ingat ketika menemukannya pertama kali, sensasinya masih lekat terpatri
di kepalaku. Dan hari ini, ketika aku tahu dia hadir di ruang rapat, aku ingin
sekali mendapatkannya.
Pukul
11.58.
2
menit lagi! Akhirnya data itu berpindah sempurna. Aku mencabut alat penyimpan
data itu dengan gerakan yang sangat cepat, lalu susah payah berlari menuju
ruang rapat yang terletak agak jauh dari ruang kerjaku. Dan baru sekarang aku merutuki
kenyataan ini.
"Gawat!"
Aku
melirik jam di tangan, sudah lewat 3 menit! Kupercepat lariku, walaupun tahu
bahwa itu hanyalah usaha sia-sia. Aku sudah telat!
"Tidak
apa-apa," kataku menenangkan hati.
Aku
mulai memasuki ruangan dan mengetuk pintu. Seketika semua mata di dalam ruangan
ini melihat ke arahku.
“Ini
pak datanya.”
“Oke
.. makasih ya.” kata bosku sembari tersenyum.
Kujatuhkan
diriku di kursi, mengedarkan pandang ke segala penjuru ruangan, kardus-kardus
nasi padang yang tadi tersusun rapi di pojok ruangan telah berpindah ke depan masing-masing peserta rapat.
“Baiklah
saudara-saudara, mari kita istirahat makan siang sebelum memasuki sesi
berikutnya.”
Suasana
mulai berisik, denting sendok beradu diselingi suara sedotan yang ditancapkan
secara paksa di penutup gelas plastik air mineral.
Aku
menengok isi kardus makan siangku
“Aah
benar kan, aku kehilangan dia,” sesalku.
Kulihat
pak Amat sedang membagikan irisan buah.
“Pak
... rendangnya habis ya?” tanyaku.
“Habis
mbak, lha tadi mbak ndak pesen duluan.”
Aku
menyendok nasi dan secuil daging ayam pop dengan setengah hati.
“Nak,
nanti kita beli rendang sendiri ya.” bisikku pelan sambil mengelus perut
buncitku.
***
#Prompt #3 ini dipersembahkan oleh sekotak nasi padang yang menyelamatkan perut lapar tadi siang :|
lucu mak keren! nggak ketebak sampe akhir... hahaha ternyata rendang toh... cep cep sabar ya nak nanti pulang kerja jangan lupa ingetin mama beli rendang yaaa *ikutan elus2 perut si Aku* :D
BalasHapusbhihihi gimana kalo dibeliin aja man #eh
HapusIni mesti pengalaman pribadi ini, bukan fiksi... Iya tooo *nuduh* *ngakak sambil nyomot ayam pop*
BalasHapusidih mbak alfa nuduh deh .... nuduh kok bener =))
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskereen mak! tak terduga. hihihi, pengen rendang sampai segitunya...:-)
Hapusmaaf mak, komentar pertama saya hapus, coz salah komentar, hihihi maaf ya mak...:-)
Hapushahaha ga papa mbaak :D makasih sudah mampir
Hapuswakakakkak tak kira si mba2 tadi mau selingkuh mata, rupanya selingkuh sama rendang.. wkkwwkwk
BalasHapusoh ya mak, mau kritik soal kelogisannya dikit ya. biasanya kalo kita pesen nasi kotak padang, jarang kan ya dapet sendok-garpu aluminium/besi? paling2 sendoknya plastik. mungkin bagian 'denting sendok'nya itu bisa diganti dengan 'ricuh sobekan plastik pembungkus sendok dan garpu'. tengkyu :)
aaaah iya mak, aku terpengaruh sama kebiasaan kantor yang selalu menyediakan piring dan sendok garpu meski pesenannya nasi padang wakakakka
Hapustapi bener sih mak, kan harus mempertimbangkan kondisi yang paling ordinary ya ;))
makasih mak masukannya, besok2 lagi ya awas kalo ndak :P
ini beneran cerita hari ini ini... sini, ta beliin rendang sini. Mesakke men...
BalasHapusckckckckckckck....
BUKTIKAAN BUKTIKAAAAN JANJIMU MAAAK
Hapus*kepslok keinjek gajah*
kasian banget heuheuheu..
BalasHapus:))) iya ya mbak yuk mbak kapan jadinya nraktir aku rendang *lah*
Hapuskoplaaaaaaak!!!!!
BalasHapusGak tertebak, aku pikir lagi ngomongin cowok ganteng wes ini, ternyataa..rendang, kalo itu sih aku mau, cantik mak ceritanya :)
BalasHapuskerennnn tahuuu swearr endingnya nonjokk
BalasHapusWkwkwkwkwk... Bisa aja bikin ceritanyaa... :D
BalasHapuskereeeeen... tadi dikira ada insinyur muda yang ditaksir. xixixixi...
BalasHapusmbak ini lucu banget hahahahahhahaha saya kira apaan :D
BalasHapussaya lbh suka ayam pop soalnya kalo rendang kadang susah ngunyahnya :)
hahahhaa... mulai soal acara makan jadi lucu semua ceritanya.. yang rame soal sendok garpu, sedotan di air mineral.. ngebayangin adegannya aja udah ngikik... eh endingnya tambah bikin ngakak....
BalasHapuskeren banget mak :D
Huaaaaaaaaaaaaaaa ternyata ada yang ngidam samaaaaaaaaaaa!!!!
BalasHapussama-sama rendang !!! hiks.... sayang harga daging sekarang mahal mba.... rada nyesek sama harganya.. bedanya aku bayar sendiri.. dirimu gratisss...tissss...tissssss
Idenya ga ketebakkk kerennnnnnnnnnnnnn